Wednesday, March 5, 2008

”Merauke...oh Merauke...- cerita dari cross visit di Merauke”





Bandara Sentani sudah sepi. Yah...teman-teman yang ke Jakarta sudah berangkat. Abednego cuma terduduk lesu mendengar penundaan keberangkatan pesawat Merpati ke Merauke. Di sampingnya Magda dan ibu guru Anselina juga terlihat menyibukkan diri. Yang satu melihat-lihat sekeliling bandara sementara ibu guru terlihat asyik dengan Hpnya. Pak Yop, staf Kita Bisa terlihat tekun membaca koran.

“Merpati dengan nomor penerbangan MZ...... tujuan Merauke siap diberangkatkan, para penumpang dipersilahkan memasuki pesawat melalui pintu 3....” Pengumuman itu membuat para peserta cross visit yang akan ke Merauke tersadar dari lamunan masing-masing. “Ayo...mari sudah....” Pak Yop memberi aba-aba. Abed, Magda dan Ibu Anselina bergegas meraih semua barang bawaan mereka.

Menjelang pukul 10.00 WIT pesawat mendarat di bandara Mopah Merauke. Setelah itu kami langsung menuju ke hotel. Setelah masing-masing mendapatkan kamar, kami semua bersama staf Wahana Visi Indonesia – ADP Maro menuju kantor ADP Maro untuk mendiskusikan mengenai rencana kunjungan selama di Merauke.

Hari Rabu tanggal 13 Pebruari, kami mengunjungi Yayasan Santo Antonius (YASANTO), di sini kami melihat pelayanan VCT dan bertemu dengan para ODHA. Oh iya buat rekan-rekan yang belum tahu, VCT itu adalah Voluntary Counselling and Testing sedangkan ODHA adalah singkatan dari Orang dengan HIV dan AIDS.
Setelah itu kami mengunjungi SMU 3, di sini kami melihat kegiatan sekolah yang disebut KOMPAS atau Komisi Penanggulangan AIDS Sekolah yang juga dibina langsung oleh Yasanto. Setelah puas melihat-lihat dan bertanya panjang lebar, kamipun kembali ke kantor ADP Maro. Di sini kami ikut meramaikan seleksi anak-anak binaan ADP Maro yang akan mengikuti pelatihan radio di Jakarta yang diselenggarakan bersama KBR68H Jakarta.

Keesokan harinya, kami melihat kegiatan SMUN 2. Di sinipun kami melihat kegiatan KOMPAS yang juga dibina oleh Yasanto. Setelah itu kami berkunjung ke KPAD Merauke. Oh iya teman-teman...KPAD itu singkatan dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah. Di KPAD Merauke kami berkenalan dengan ketua KPAD yaitu Pendeta Stef. Oleh beliau kita dijelaskan bagaimana menurunkan angka HIV di Merauke. Hal tersebut menurut beliau dicapai dengan cara-cara berikut:


1. Adanya kerjasama yang dibangun antara LSM
2. Pembentukan KPA di tingkat distrik
3. Pembentukan VCT di setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Merauke, dan:
4. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya.

Setelah puas berdiskusi, kamipun kembali ke tempat penginapan kami. Wah...ternyata banyak sekali yah yang bisa dipelajari. Kamipun tak sabar untuk menerapkannya di Wamena...

Hari Jumat tanggal 15 Pebruari, kami berkunjung ke RSUD Merauke, di sini kami melihat Klinik Kesehatan Reproduksi dan VCT yang ada di sana. Kami dijelaskan bagaimana cara melahirkan anak yang mamanya terinfeksi HIV. Di Merauke ini banyak sekali ibu hamil yang terinfeksi HIV sehingga harus ada penanganan khusus agar penularan dari ibu ke bayinya bisa diminimalisir.
Setelah dari RSUD, kami langsung menuju salah satu radio swasta yang ada di Merauke, waduh....saya lupa namanya. Di sini kami ikut berdialog tentang kenakalan remaja di Merauke bersama salah satu dokter di sana.
Wah...hari ini cape sekali.... Kami semua segera kembali ke penginapan.

Besoknya kami menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan mengelilingi kota Merauke. Kami mengunjungi sarang semut, jembatan gantung dan tempat mendaratnya L.B Moerdani sewaktu pembebasan Irian Barat dahulu. Pokoknya seru deh...tapi juga melelahkan....

Hari Minggunya kami kembali ke Jayapura. Kami menginap semalam di sana sebelum melanjutkan menuju Wamena. Rasanya nggak sabar untuk sampai di Wamena. Kami ingin cepat-cepat menerapkan ilmu yang kami dapat.........